......

Friendster Glitter Graphics

loE yang ke.....

Kasih Komen Ke Aku ya.....

About Me

Arif
Bekasi_____Bugel City, Indonesia, Indonesia
Gw Itu.... Pelajar Smu yang Aneh...... GW tinggal di kota yang namanya BUGEL CITY (ada yang pernah denger ?) gw udah idup disitu sekitar 16 tahun lewat 4 bulanan !! Gw sekolah di tempat yang namanya MabsSchool(temenna LabShool) Alias MABHAK MARTIA BHAKTI Gw paling cinta ama yang namanya Film.....Terutama yang berbau kartun atau tepatnya yang berasal dari Jepang "ANIME" Mngkn segitu aja kali ya tentang diri-Qu ini.....
Lihat profil lengkapku


Mengubah lemak yang berasal dari jenis pembakaran energi yang disebut lemak coklat dapat membawa harapan untuk memerangi obesitas (kegemukan), demikian dikatakan para peneliti. Para ilmuwan tersebut menemukan satu gen yang disebut PRDM16 dalam lemak coklat yang tidak dapat ditemukan di dalam lemak putih, yaitu jenis lemak yang ditemukan di seluruh bagian tubuh sebagian besar orang dewasa.

Kemungkinan besar gen atau protein yang menghasilkannya dapat dimanfaatkan untuk membantu menghentikan pembentukan terlalu banyak lemak putih," demikian penjelasan tim kedokteran di Sekolah Tinggi Kedokteran Harvard yang bekerja sama dengan Lembaga Penelitian Perancis INSERM di Toulouse.

"Lemak Coklat terdapat dalam tubuh tikus maupun di tubuh manusia namun yang masih dalam usia anak-anak, di mana lemak tersebut membuat suhu tubuh anak-anak tetap hangat dengan mengubah lemak menjadi energi yang menghasilkan panas tubuh," kata Dr. Bruce Spiegelman dari Pusat penelitian kanker Dana Farber, Harvard.

“Pada manusia, lemak coklat hilang pada saat umur meningkat ke usia dewasa," demikian para peneliti melaporkan dalam makalah yang dimuat oleh the Journal Cell Metabolism.

Pertanyaannya adalah apakah seseorang manusia dapat ditarik kembali ke kehidupan masa kanak-kanak di mana terdapat lemak coklat yang dapat memperkecil pembentukan lemak putih.

Spiegelman berikut teman-temannya melakukan rekayasa genetika membuat sel-sel lemak dengan PRDM16 dan menyuntikkannya ke bawah kulit hewan percobaan tikus.

“Gen PRDM16 tersebut membantu mengubah sel-sel lemak menjadi lemak coklat. Hal itu mungkin juga dapat berlaku pada manusia,” kata Spiegelman

"Kemungkinan kita tak perlu menyuntikkan kepada mereka yang berbakat untuk mengalami obesitas, sel unsur gen hasil rekayasa genetika itu dalam jumlah banyak namun cukup hanya memerlukan 1% saja," kata Spiegelman.

Melatih metabolisme

Temuan tersebut mungkin berpotensial untuk melatih metabolisme seseorang dalam hal membakar kelebihan kalori dan bukannya membiarkan dan menimbunnya menjadi lemak.

Sementara sel-sel lemak putih umumnya tidak memiliki sifat seperti sel-sel lemak coklat, umumnya sel-sel lemak putih memproduksi hormon dan senyawa -senyawa lainnya yang dapat mempengaruhi kesehatan dan membuat seseorang menjadi kelebihan berat badan.

Spiegelman dan kelompok penelitinya mengatakan langkah berikutnya yang akan mereka lakukan adalah mengamati dan mempelajari kendali PRDM16 pada tikus dan melihat apakah hewan tikus itu dapat tetap bertubuh ramping.

Dalam penelitian kedua yang di muat di jurnal yang sama, satu kelompok peneliti Jepang menemukan satu senyawa yang disebut adiponectin, yang diproduksi oleh lemak putih, bekerja pada otak dan membantu menstimulasi selera makan hewan percobaan tikus.

Takashi Kadowaki dan sejumlah rekan-rekannya dari Universitas Tokyo mengatakan bahwa mereka menemukan bagaimana cara kerja adiponectin dengan hormon yang disebut leptin yang juga memiliki kaitan terhadap selera makan dan obesitas.

Peran utama leptin dan adiponectin cenderung menyimpan kelebihan lemak. Leptin berfungsi sebagai sebagai pemberi tanda rasa kenyang sedangkan adiponectin berfungsi sebagai pemberi sinyal tanda perut lapar," kata Kadowaki.

Kelompok ilmuwan dari Universitas Tokyo itu juga menemukan bahwa adiponectin menyebabkan metabolisme pada tikus menjadi lambat dan bahwa tingkat hormon naik selama puasa dan menurun kembali setelah makan.

Tikus yang memiliki kekurangan adiponectin, makan dalam jumlah yang lebih sedikit dan menggunakan lebih banyak energi, demikian dikemukakan para ilmuwan tersebut.

Pertanyaannya kini apakah mekanisme tersebut dapat diberlakukan pada manusia, kata tim peneliti tersebut.

0 Comments:

Post a Comment



pIliH MOOD loe ya.....